Jumat, 25 Februari 2011

KOTA ISLAM

Studi kasus Masjid Agung di Aljazair
Untuk melihat seperti apakah kota Islam, kita bisa melihat dan menganalisis elemen-elemen kota tua Islam. Dengan begitu, kita bisa tahu bagaimana prinsip Islam diakomodasi dalam pembentukan elemen kota tua Islam tersebut. Salah satu elemen tersebut adalah masjid. Bagaimana elemen ini diciptakan? Mari kita lihat salah satu dari sekian banyak kota Islam, yakni kota Ainul Mujadalah.

Orang Tua, Pendidik Pertama Sang anak

Catatan seorang pasca sarjana
Malam ke 26 ramadhan, aku itikaf di sebuah masjid yang cukup besar di kampusku. Seperti biasa, aku kerjakan beberapa amalan salih seperti sholat, baca quran dan baca kitab-kitab Islam untuk mempertajam tsaqafah. Jamaah lainnya pun mengerjakan hal demikian juga, namun dengan variasi ibadah yang berbeda-beda. Dari sekian banyak variasi yang aku lihat, ada satu variasi yang cukup menarik bagiku. Ada sepasang suami istri yang mungkin umurnya antara 30 – 33 tahun sedang beritikaf di tempat masjid yang sama denganku. Yang menjadi tidak biasa, mereka beritikaf sambil membawa 7 anaknya yang masih kecil, dari seumuran anak-anak SD kelas 3 hingga balita usia 5 tahunan. Lain banget toh variasinya. Resikonya keliatan jelas, anak-anak yang mentalnya masih lemah, tentu banyak ngeluhnya terutama yang masih umur 5 tahunan, misalnya bangun tidur trus nangis…ada yang ngompol…ada yang berak di celana. Sungguh ujian yang lebih berat ketimbang saya dan jamaah lain yang belum beristri yang paling ujiannya hanya sekedar kantuk yang teramat sangat. Subhanallah, mereka tidak melewati ujian dari anak-anak yang mereka ajak itikaf itu dengan uring-uringan, malah dengan sesekali senyuman ikhlas dari bibir mereka berdua keluar melihat anak-anak mereka.

KETERBATASAN KARYA ILMIAH KINI

Bila kita membaca sejarah ilmiah zaman dulu maka kita mendapati betapa banyak penemuan-penemuan ilmiah yang menjadi sumber rujukan. Katakanlah ada James Watt dengan penemuan ilmiahnya berupa mesin uap, Thomas Alva Edison dengan penemuan ilmiahnya berupa lampu, Wright bersaudara yang mengilmiahkan pesawat terbang, dan penemuan-penemuan ilmiah lainnya. Para penemu muslim pun juga tidak ketinggalan. Katakanlah ada Serafeddin yang menemukan obat pembius dari tanaman Mandrake, Muhammad bin Musa Al Khawarizmi yang menemukan angka nol sebagai basis perhitungan saat ini, Ibnu Sina dengan kitab Al Qanun dimana kitab ini mengupas kaedah-kaedah umum ilmu kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam penyakit. Sungguh luar biasa penggunaan metode ilmiah saat itu. Dan karena itulah, metode ini dipakai dalam dunia akademik, termasuk dalam wilayah arsitektur. Namun, kenapa tidak ada penemuan ilmiah yang bisa menjadi rujukan?